Mengenal Istilah Down Syndrome. Istilah Down Sindrome pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down. Down sindrom merupakan suatu kondisi keterbelakangan perkembangan anak baik fisik maupun mental yang diakibatkan karena abnormalitas perkembangan kromosom. Sepasang kromosom mengalami kegagalan untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan yakni terbentuknya kromosom 21 (trisomy 21).
Dahulu penyakit ini diberi nama Mongoloid karena penderita penyakit ini mempunyai gejala klinik yang khas, yaitu wajahnya mirip bangsa Mongol.
Pada tahun 1970an para ahli dari Amerika dan Eropa merevisi nama dari kelainan yang terjadi pada anak tersebut, dikarenakan pemerintah Mongol keberatan dengan istilah ini dan mengajukan keberatan ke Badan Kesehatan Dunia (WHO). Merujuk penemu pertama kali syndrome ini, Yaitu Dr. Down maka hingga kini penyakit ini dikenal dengan istilah Down Stndrome atau Sindroma Down.
Dwi Wahyuningrum, seorang Okupasi Terapis dari RS Grhasia, Pakem, Sleman, Yogyakarta menjelaskan dalam blongya, ' Deteksi Dini Down Syndrome'. Gejala atau tanda-tanda yang muncul akibat Down syndrome dapat bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas.
Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar.
Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia). Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal folds).
Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar.Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput (dermatoglyphics).
Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan atau bahkan kerusakan pada sistim organ yang lain.
Karena ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan yang relative pendek, kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang maka sering juga dikenal dengan Mongoloid.
Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa Congenital Heart Disease. kelainan ini yang biasanya berakibat fatal di mana bayi dapat meninggal dengan cepat.
Pada sistim pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada esophagus (esophageal atresia) atau duodenum (duodenal atresia).Apabila anak sudah mengalami sumbatan pada organ-organ tersebut biasanya akan diikuti muntah-muntah.
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan Down syndrome atau mereka yang hamil di atas usia 40 tahun harus dengan hati-hati memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki resiko melahirkan anak dengan Down syndrome lebih tinggi.
Pentol Kramat Peduli Anak Berkebutuhan Khusus
Dibutuhkan Tenaga Sablon Domisili Klaten dan Jogja
12 years ago
No comments:
Post a Comment