Pages

Saturday, 6 June 2009

Narkoba Ancam Generasi Bangsa

Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat pengguna narkoba di Indonesia sekitar 3,2 juta orang, atau sekitar 1,5 % dari jumlah penduduk dari Sabang sampai Merauke. Kurang lebih 8.000 orang menggunakan jarum suntik dan 60 % terjangkit HIV/ AIDS, 15.000 orang diantaranya meninggal setiap tahun.

Fungsi narkotika sebenarnya sebagai terapi nyeri dalam dunia kedokteran dan tidak menimbulkan masalah. Persoalan yang timbul diakibatkan oleh penyalahgunaannya. Dampak negatif yang ditimbulkan selain merusak kesehatan si pemakai, juga dapat menimbulkan kerugian ekonomi, masalah sosial dan moral.

Pemakaian melalui hisapan dapat menyebabkan kerusakan paru karena iritasi saluran pernafasan. Paling fatal adalah pemakaian melalui jarum suntik. Overdosis bisa berakibat pada kematian.

Faktor yang melatarbelakangi penyalahgunaan narkotika umumnya merupakan interaksi beberapa faktor resiko yang mendukung, yaitu faktor individu dan lingkungan. Faktor individu dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya kurang percaya diri, kurang tekun, cepat merasa bosan atau jenuh, rasa ingin tahu dan penasaran ingin mencoba, depresi, cemas atau persepsi hidup yang tidak realistis. Kadang-kadang juga dipakai sebagai simbol keperkasaan atau kemodernan. Hal yang paling berpengaruh adalah penghayatan kehidupan beragama yang sangat kurang.

Pengaruh lingkungan yang dianggap paling berbahaya adalah mudahnya memperoleh narkotika, hubungan keluarga yang tidak efektif dan tidak harmonis serta berteman dengan pengguna narkotika.

Belakangan ini pengguna narkoba tidak lagi didominasi oleh orang kaya, tetapi sudah menyentuh ke berbagai lapisan masyarakat, kaya-miskin, muda-tua, bahkan telah berimbas pada anak-anak. Oleh karena itu setiap orang tua harus extra hati-hati terhadap semakin maraknya peredaran obat setan ini. Waspadai jika tiba-tiba anak berubah jadi 5 B.

Apa itu 5 B?

Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soeroyo Magelang (RSSM), dr. Djunaedi Tjakrawerdaja, Sp. KJ mengatakan, ' 5 B adalah ciri-ciri efek penyalahgunaan narkoba'. Lima ciri tersebut adalah:
- sering BOHONG
- jadi BEGO/ BOLOT
- suka BOBO'
- tukang BENGONG

Perubahan lain yang nyata terlihat adalah menurunnya prestasi belajar dan kurang responsif atau banyak pasif. Perlu dicurigai pula apabila benda berharga di rumah mulai sering hilang, padahal keadaan rumah jauh dari jangkauan orang luar atau pencuri.

Jika ciri-ciri tersebut benar dijumpai, maka orang tua harus waspada dan mulai membicarakan perubahan sikap anak dengan cara yang komunikatif. Bila orang tua merasa tidak mampu berkomunikasi dengan baik, ajaklah orang terdekat atau dipercaya oleh si anak, bisa paman, tante untuk membicarakan masalah tersebut.

Kurangnya perhatian di rumah juga dapat memicu anak untuk terjun ke dunia gelap tersebut. Berdasarkan survei, penderita narkoba banyak yang mengaku tidak mendapat perhatian di lingkungan keluarga. Banyak waktu luang terbuang percuma, tidak di isi dengan kegiatan positif. Anak akhirnya bergaul di lingkungan pecandu narkoba kemudian terpengaruh dan akhirnya terjerumus.

Sayangnya peran Okupasi Terapi di Indonesia dalam proses rehabilitasi pecandu narkoba belum terlihat. Padahal di negara barat terutama Amerika, dalam tim rehabilitasi pecandu narkoba hampir selalu melipatkan peran Okupasi Terapis. Mungkin karena saat ini yang sedang ngetrend memang baru penanganan terhadap anak-anak berkebutuhan khusus dan rehabilitasi pasca stroke saja, jadi dalam penanganan terhadap pecandu narkoba masih tersisihkan.




No comments:

Post a Comment